Sudut Pandang
Keputusan dalam ekonomi sangat sering bertentangan dengan keputusan dalam politik Keputusan yang ada dalam ekonomi lebih cenderung pada efisiensi dalam tatanannya. Dalam hal ini, bukti nyata dari keputusan ekonomi yang sering berlaku adalah persoalan ekonomi pasar Masyarakat, baik itu sebagai produsen maupun konsumen mencoba memaksimalkan keseimbangan pasar, baik dari permintaan maupun penawaran antara produsen dan konsumen yang saling tarik-menarik. Hal-hal lain diluar kuantitas dan harga produk juga saling mempengaruhi. Semisal faktor-faktor produksi juga didalamnya ada contohnya tenaga kerja, modal, tanah dan sebagainya.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak perkembangan peristiwa ekonomi yang terjadi dan semakin runyam. Fenomena yang ditimbulkan memacu para ahli untuk menentukan arah kebijakan yang mereka akan tetapkan dengan memperhitungkan resiko dan kelebihan dari kebijakan tersebut.
Pasar yang bertujuan untuk memberi kebutuhan publik, semakin mengalami perubahan. Namun di Indonesia sendiri masih sangat terkendala oleh SDM yang ada. Pasar yang merupakan tempat alat pemuas kebutuhan manusia, masih bisa diberikan produk baru maupun peningkatan kualitas produk yang sebelumnya sudah ada. Hal ini dipicu oleh tingkat keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi masih sangat tinggi. Pendapatan perekonomian masyarakat di Indonesia rata-rata ekonominya dalam kategori menengah ke bawah, sehingga daya beli yang mereka sanggup adalah sesuai dengan pendapatan mereka itu sendiri. Karna tidak mungkin juga selalu "lebih besar pasak dari tiang". Permintaan masyarakat terhadap produk yang "sachetan" lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran yang lebih tinggi dibanding produk dengan ukuran yang lebih besar. Namun sangat disayangkan kembali, sebuah peluang tentang daya konsumeris masyarakat yang tinggi, kemampuan pasar dari dalam negeri ini sendiri tidak dapat memenuhi variasi yang terjadi dalam masyarakat ini Hal ini juga disebabkan oleh pemberdayaan SDM yang kurang tepat sasaran dan termasuk didalamnya kebijakan politik.
Dari sudut pandang tentang perekonomian rakyat Indonesia yang rata-rata ekonominya menengah ke bawah, lebih cenderung pada pengembangan usaha menengah ke bawah juga, seperti koperasi atau bahkan pengembangan jiwa-jiwa entrepreneurship. Kendala yang kita alami adalah mengalokasikan dan memberdayakan sumber daya yang ada, karena kebutuhan manusia tidak terbatas, namun sumber daya atau alat pemuas itu sendiri tidak terbatas. Inilah yang menjadi masalah sekaligus bagian dari peluang dimana semakin bervariasi kesulitannya.
Comments
Post a Comment