2 Kilogram haram di gerbong kereta
Natalan tahun ini aku tidak bisa pulang karena cuti yang belum bisa kudapatkan, harap maklum karena masih pegawai baru. Ditotal 4 kali berturut-turut aku tidak pulang, dikarenakan harga tiket juga jumlah hari yang tidak banyak. Bernatal di rumah teman, tema natal seperti yang disepakati PGI dan KWI 2015: “Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah” - Kejadian 9 : 16. Jadinya orang jauh pun dianggap keluarga.
Plan disepakati kami yang 7 orang (Nirwani, Lucy, Franklin, Yona, Junius, Renhard dan aku) anak Medan yang ga bisa pulang. Aku ditugaskan beli daging b2 dan bumbunya, yang lainnya diberi tugas masing-masing. Tujuan ke Jurangmangu bersama keluarga Junius dan Yona.
Perjalanan hari itu menurutku sangat berat, dimulai dari aku beli daging babi di Pasar Senen dengan aroma yang ku yakin nantinya di perjalanan akan mengganggu. Ku minta dagingnya dibungkus pakai koran dan plastik 2 lapis. Perjalanan di CommuterLine sangat enggan kurasa berangkat dari stasiun Cikini, sengaja aku tidak duduk dan menepi dengan daging babi 2 kilogram. Antara tidak enakan diantara lainnya karena daging itu dan ketakutanku yang berlebihan. Rasanya keharaman daging ini akan lebih berbahaya dari mendapatkan sapaan selamat natal dari teman-teman yang non-kristen.
Namun yakinku membuatku tetap menepi di gerbong kereta hari itu. Bergegas aku berjalan di tangga transit stasiun tanah abang dengan padatnya keringat dingin mengucur karena daging dalam plastik tersebut bersentuhan dengan orang lain. Mungkin aku sudah membuat mereka najis atau apalah istilahnya dan karena aku minoritas di negeri ini, aku memilih berdiam menutupi sebagian wajahku dengan masker dan pakai headset. Acuh sajalah pikirku, langsung ku temui temanku lainnya dan serasa bahagia karena bisa langsung menepi membawa daging babi tersebut.
Malam natal kami habiskan dengan memanggang, menggoreng dan memasak rica-rica daging babi tersebut, juga ada jagung teman malam itu. Selamat natal buat kita semua dan makasi untuk teman-teman non-kristen yang berani tidak terlalu mainstream mengucapkan selamat natal kepada kami. We love you all.
Buat bapak, ibu, sodara dan sodari sekalian yang berpapasan denganku di statiun tanah abang dsb, mohon maaf untuk barang bawaan saya. Terimakasih
Comments
Post a Comment