Arah dan tujuannya kemana??
Sadar atau tidak perjalanan sejarah manusia akan senantiasa berjalan terus. Penjelajahan akan ruang akan dan waktu akan senantiasa dilakukan untuk menemukan sebuah tempat dan kondisi persinggahan yang sementara untuk memulai perjalanan baru untuk mencari tempat yang baru, dan demikianlah seterusnya hingga pada suatu saat manusia tidak mampu lagi untuk menggerakkan sejarahnya dan berhenti pada perhentian yang mungkin sang waktu yang dapat menjawab kapan hal itu akan terjadi. Faktor kesadaran manusia senantiasa yang menjadi penentu jalannya sejarah umat manusia, dimana kesadaran manusia akan senantiasa akan dipengaruhi oleh ide dan materi yang akan senantiasa akan berdialektika untuk membentuk sebuah lintasan sejarah yang akan kita lewati bersama. Maka perlu kiranya bagi kita untuk melihat sejenak dan memandang sekeliling kita untuk memperhatikan dimanakah saat ini kita berdiri? Dan hendak kemanakah sejarah manusia akan kita bawa bersama?.
Ledakan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang kita alami saat ini membawa babak baru kedalam lintasan perjalanan sejarah umat manusia. Pastilah sangat banyak hal baik dan positif yang telah dihasilkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Tapi perlu kirnya kita berhenti sejenak dan memeriksa kembali pencapaian yang telah kita hasilkan tersebut, agar kita tidak semua tidak terjebak dalam kepicikan dan kesombongan bahwa kita telah berada dalam puncak peradaban. Yang nantinya akan membiarkan kita terbuai dan kehilangan kekritisan kita terhadap diri kita sendiri. Hal yang paling menakutkan adalah ketika kita menuju pada kehancuran kita sendiri akibat dari perbuatan kita tanpa kita sadari.
Realitas yang terjadi saat ini, buain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa hampir seluruh umat manusia pada jurang dehumanisasi yang sangat parah. Majunya teknologi secara tidak sadar telah membunuh kemanusiaan yang kita miliki. Banyak keputusan-keputusan penting yang seharusnya diambil oleh manusia telah diserahkan pada teknologi.
Manusia menjadi pengecut-pengcut yang hanya dapat bersembunyi dibalik kemajuan teknologi. Manusia telah kehilangan independensinya dan menjadi sangat tergantung pada teknologi. Tidak ada lagi spontanitas-spontanitas yang muncul, yang ada hanyalah sebuah hitungan-hitungan matematis dan prediksi-prediksi yang dikerjakan mesin. Sesungguhnya manusia mencoba untuk menghindarkan dirinya dari resiko-resiko yang mungkin terjadi di masa depan. Bila memang sudah tidak ada lagi resiko-resiko yang akan kita hadapi dan sudah ada kepastian akan masa depan untuk apalkah kita menjalani hidup.
Fenomena otomatisasi manusia sangatlah banyak dipengruhi oleh perkembangan kemajuan teknologi yang sedang terjadi. Karena hampir dalam semua aspek kehidupan manusia teknologi sudah memegang pengaruh yang paling utama. Bahkan ada kecenderungan manusia menjadi objek yang pasif, bukan lagi menjadi subjek aktif pelaku. Hal ini secara langsung akan berdampak pada mental-mental manusia yang hidup di zaman tersebut.
Gampang putus asa dan frustasi adalah merupakan dampak akan semua hal tersebut. Sehingga lahirlah generasi-generasi penakut yang senantiasa akan bergantung akan kekuatan yang ada di luar dirinya sendiri. Yang dimaksud kekuatan yang diluar adalah kekuatan materiil bukanlah kekuatan yang transenden.
Menjadi budak mesin sepertinya adalah arah yang sedang kita tuju. Akibatnya kita tidak percaya diri lagi akan kekuatan manusiawi yang ada di dalam diri kita masing-masing. Hal ini pasti juga akan berpengaruh pada aktivitas kita sehari-hari. Pola pikir yang tidak memiliki self confident akan memberikan pengaruh dalam menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi sehari-hari. Ketidak percayaan terhadap diri sendiri ini akan cenderung menjadi mekanisme pertahanan dan pembenaran diri. Bentuk yang paling umum adalah kecenderungan untuk menyalahkan apa yang ada diluar kita, ada juga bentuk lain dari sikap ini misalnya lahirnya sikap apatis terhadap kondisi dikarenakan merasa adanya ketidakmampuan diri sendiri melihat kondisi yang terjadi di lingkunngan sekitar kita. Sehingga kita memilih untuk berdiam diri saja dan memilih untuk berada di tempat aman dan bersembunyi dari realitas lingkungan.
Fenomena ini banyak terjadi dan dapat kita lihat langsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada siaran televisi kita melihat para politisi dan pejabat akan saling menyalahkan satu dengan yang lain tidak ada satupun yang dengan gagah berani mengakui bahwa dia melakukan kesalahan ujung-ujngnya saling mengkambing hitamkan , demikian juga dalam kehidupan kita sehari-hari fenomena ini akan dapat kita lihat, bahkan mungkin saja kita kita adalah pelaku dari fenomena ini. Orang-orang yang berprilaku seperti ini sesungguhnya adalah orang yang lemah dan orang yang senantiasa melarikan diri dari realitas yang terjadi. Jika saja orang-orang seperti ini yang banyak terdapat di negeri kita, maka sya dapat simpulkan bahwa Negara kita adalah Negara yang lemah karena orang-orangnya lemah.
Memberikan masukan dan kritikan atas kesalahan orang lain adalah baik dan sudah menjadi tugas kita untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain pula. Tetapi hal itu akan menjadi salah apabila kita menempatkan diri kita diluar konteks permasalahan dan tidak berbuat sesuatu.
Ledakan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang kita alami saat ini membawa babak baru kedalam lintasan perjalanan sejarah umat manusia. Pastilah sangat banyak hal baik dan positif yang telah dihasilkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Tapi perlu kirnya kita berhenti sejenak dan memeriksa kembali pencapaian yang telah kita hasilkan tersebut, agar kita tidak semua tidak terjebak dalam kepicikan dan kesombongan bahwa kita telah berada dalam puncak peradaban. Yang nantinya akan membiarkan kita terbuai dan kehilangan kekritisan kita terhadap diri kita sendiri. Hal yang paling menakutkan adalah ketika kita menuju pada kehancuran kita sendiri akibat dari perbuatan kita tanpa kita sadari.
Realitas yang terjadi saat ini, buain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa hampir seluruh umat manusia pada jurang dehumanisasi yang sangat parah. Majunya teknologi secara tidak sadar telah membunuh kemanusiaan yang kita miliki. Banyak keputusan-keputusan penting yang seharusnya diambil oleh manusia telah diserahkan pada teknologi.
Manusia menjadi pengecut-pengcut yang hanya dapat bersembunyi dibalik kemajuan teknologi. Manusia telah kehilangan independensinya dan menjadi sangat tergantung pada teknologi. Tidak ada lagi spontanitas-spontanitas yang muncul, yang ada hanyalah sebuah hitungan-hitungan matematis dan prediksi-prediksi yang dikerjakan mesin. Sesungguhnya manusia mencoba untuk menghindarkan dirinya dari resiko-resiko yang mungkin terjadi di masa depan. Bila memang sudah tidak ada lagi resiko-resiko yang akan kita hadapi dan sudah ada kepastian akan masa depan untuk apalkah kita menjalani hidup.
Fenomena otomatisasi manusia sangatlah banyak dipengruhi oleh perkembangan kemajuan teknologi yang sedang terjadi. Karena hampir dalam semua aspek kehidupan manusia teknologi sudah memegang pengaruh yang paling utama. Bahkan ada kecenderungan manusia menjadi objek yang pasif, bukan lagi menjadi subjek aktif pelaku. Hal ini secara langsung akan berdampak pada mental-mental manusia yang hidup di zaman tersebut.
Gampang putus asa dan frustasi adalah merupakan dampak akan semua hal tersebut. Sehingga lahirlah generasi-generasi penakut yang senantiasa akan bergantung akan kekuatan yang ada di luar dirinya sendiri. Yang dimaksud kekuatan yang diluar adalah kekuatan materiil bukanlah kekuatan yang transenden.
Menjadi budak mesin sepertinya adalah arah yang sedang kita tuju. Akibatnya kita tidak percaya diri lagi akan kekuatan manusiawi yang ada di dalam diri kita masing-masing. Hal ini pasti juga akan berpengaruh pada aktivitas kita sehari-hari. Pola pikir yang tidak memiliki self confident akan memberikan pengaruh dalam menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi sehari-hari. Ketidak percayaan terhadap diri sendiri ini akan cenderung menjadi mekanisme pertahanan dan pembenaran diri. Bentuk yang paling umum adalah kecenderungan untuk menyalahkan apa yang ada diluar kita, ada juga bentuk lain dari sikap ini misalnya lahirnya sikap apatis terhadap kondisi dikarenakan merasa adanya ketidakmampuan diri sendiri melihat kondisi yang terjadi di lingkunngan sekitar kita. Sehingga kita memilih untuk berdiam diri saja dan memilih untuk berada di tempat aman dan bersembunyi dari realitas lingkungan.
Fenomena ini banyak terjadi dan dapat kita lihat langsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada siaran televisi kita melihat para politisi dan pejabat akan saling menyalahkan satu dengan yang lain tidak ada satupun yang dengan gagah berani mengakui bahwa dia melakukan kesalahan ujung-ujngnya saling mengkambing hitamkan , demikian juga dalam kehidupan kita sehari-hari fenomena ini akan dapat kita lihat, bahkan mungkin saja kita kita adalah pelaku dari fenomena ini. Orang-orang yang berprilaku seperti ini sesungguhnya adalah orang yang lemah dan orang yang senantiasa melarikan diri dari realitas yang terjadi. Jika saja orang-orang seperti ini yang banyak terdapat di negeri kita, maka sya dapat simpulkan bahwa Negara kita adalah Negara yang lemah karena orang-orangnya lemah.
Memberikan masukan dan kritikan atas kesalahan orang lain adalah baik dan sudah menjadi tugas kita untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain pula. Tetapi hal itu akan menjadi salah apabila kita menempatkan diri kita diluar konteks permasalahan dan tidak berbuat sesuatu.
Comments
Post a Comment