Semua bisa

Semoga tulisan ini tidak menghebohkan banyak orang.....

 Manusia diawal dia dilahirkan ke dunia rata-rata pasti menangis ketika melihat dunia. Ku pikir juga bahwa bayi itu merasa menyesal diawal mulanya dia dilahirkan karna dia tidak ingin dengan kondisi saat itu dia berada. Layaknya bayi yang tidak tau menau sebelumnya dia akan dilahirkan bagaimana, oleh siapa, dimana dan kondisi lainnyaa. Saat itu orang disekelilingnya akan mengambil peran masing-masing.

Hari itu aku juga merasa asing dengan dunia yang baru saat ini. Mentor baru, dimulai dengan sharing pribadi lepas pribadi. Hal tersebut biasa dilakukan untuk mengenal satu dengan yang lain. Masih wajar jika ada kekakuan antara yang satu dengan yang lain. Dan tidak mungkin semua tercipta seperti apa yang kita inginkan.

Aku berkata bahwa dalam diriku ada kebebasan yang dipercayakan Tuhan untuk berkarya, namun kita bentrok dalam kasus ini. Didepanku sendiri orang lebih menakutkan dirinya terhadap waktu daripada terhadap Tuhannya. Memang iya, bahwa di kota Jakarta ini, orang lebih membayar banyak hal demi waktu. Semisal ingin tiba lebih cepat, dia pasti koceh sakunya. Seperti membayar tol, pesawat, bus, taxi dan sebagainya.

Tuan yang paling kejam buat mereka adalah waktu. Padahal harusnya waktu menjadi sahabat bagi kita. Terutama jika kamu sudah menerima dirimu "as a calling" daripadaNya, maka harusnya semua lebih luwes.

Jadi tetap syukuri dan jangan kamu merasa dibayang-bayangi oleh rasa takut itu. (kutipan dari dokter Bagus bahwa iblis tidak bersalah, yang salah itu manusia, karna manusia itu adalah kenyataan hidup)

(gambar di tepi pantai balikpapan)

Comments

Popular Posts