Jarak yang cukup jauh

Hari ini, rasa rindu akan kampungku, Rura Silindung muncul kembali dengan berbagai keceriaan dirumah, ditambah lagi adanya Theo, cucunya Bapakku dari si Abang Chandra. Pasti ramai sekali. Saking rindunya, tadi malam aku mencoba telfon semua saudaraku dan bapak mamakku (batak kali). Tapi sayangnya tak satupun yang ngangkat, wajar sih karna saya telfon jam 10.30 malam. hahaha..

Tadi pagi saya baru tidur jam 2 pagi karena keasyakan nonton film sama cerita-cerita, sama siapa lagi ya. hmm.. Dan bangun jam 8.30 pagi. Mungkin ini pengaruh hari minggu dan cuaca yang mendukung. Tak apalah. Sesudah bangun, belanja dulu sama teman. Trus kembali lagi aku ingat motorku yang sudah 3 hari mangkir di kenari karena hampir tiap malam pulang larut sekali dan portal gang paseban sudah ditutup pastinya. Eh kembali lagi ke topik. Sesudah acara masak dan beres-beres kontrakan sama rekan-rekan sejawat (apaan nih bahasanya), makan siang rangkap dari sarapan. Pas lagi makan, ada panggilan masuk, "among" alias Bapakku. Nah, klop deh rasa rinduku ngobrol sama bapakku sama mamakku, trus dengar suara tangisan si bayi mungil, Theo. Dan membahas si kakak yang di aceh dengan bayinya si muel. Trus bahas si pudan David yang lagi perjalanan mudik dari Palembang. Trus si Chirtofel (panggilan kecil topel) yang baru sarjana jumat kemaren.

Trus kulanjut lagi nelfon Adekku si Hanna, orang yang paling jarang bisa ditelfon. Hahaha.. Si endut kami (walo sekarang lebih seksi dari aku) dengan kakak angkat kami, "mak juli" sama putrinya yang suka ngeyel namanya si Juli. Nah markomburlah orang sambu dengan saya. Keputusannya, tambahan biaya oleh-oleh buat yang mudik (sayangnya saya nda mudik).

Walau jarak yang cukup jauh, tapi karena perkembangan teknologi, semua jadi lebih mudah. Tapi kadang nangis juga karena kangen semuanya.

Sekarang sambil dengar lagu yang sering didengar pas kami ngumpul sekeluarga, saya jadi rindu lagi sama semuanya.


*Hugs...

^_^

Comments

Popular Posts