Angin pujaan hujan
Akhir-akhir ini sepertinya dia sangat sibuk. Entah mengapa aku sangat merindukan tawanya yang renyah. Biasanya kami selalu punya cerita malam hari sebelum tertidur pulas. Saling menyindir, saling mendengar dan berbagi. Saling menceritakan aktifitas seharian. Biasanya aku pun tak pernah berat hati untuk menyapanya dan sapaan dari tempatnya yang jauh pun menyapaku. Setiap tertawa, pasti rasa ingin bertemu semakin besar.
Namun semakin hari, semakin tidak ada lagi cerita itu. Rasa enggan untuk menyapanya pun luar biasa. Sepertinya aku saja yang melebih-lebihkan rasa ini terhadapnya. Aku harus bisa melupakannya. Dia punya aktifitas segudang, dan aku hanya seorang mahasiswa yang punya waktu luang yang banyak.
Biarlah aku dengan mimpi-mimpiku yang besar. Toh juga rasa ini tidak akan berbalas. Kalaupun berbalas, hanya untuk menyakiti hati ini. Doaku untuk yang jauh,, sekiranya semua baik-baik saja. Sekiranya aku hujan, aku ingin turun namun menunggu hembusanmu angin.
Comments
Post a Comment