Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia

Ada email masuk ke saya, mungkin dikira saya masih jurnalis...
Tapi akan ku share sebagai sumber pengetahuan bagi banyak orang...

Baca yah, Hendri ini cocoknya sih jadi menteri, tapi yah ga lulus seleksi. Konsep ekonomi makronya hebat.


Kepada Yth. Rekan-rekan wartawan media cetak dan elektronik,


Bank Indonesia telah mengumumkan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan IV tahun 2014 mengalami surplus sebesar US$ 2,4 Milliar. Akan tetapi, pada saat yang sama nilai tukar Rupiah terus mengalami pelemahan terhadap Dolar AS. Seringkali argumentasi pelemahan Rupiah disandarkan pada situasi ketidakpastian global. Pada satu sisi argumentasi tersebut dapat diterima, namun di sisi lain pelemahan Rupiah juga disebabkan oleh buruknya kinerja perekonomian nasional, khususnya pembengkakan defisit pada neraca transaksi berjalan.


Meskipun defisit pada sektor jasa dan sektor migas juga menjadi pendorong defisit neraca transaksi berjalan, sebenarnya penyumbang defisit yang terbesar adalah neraca pendapatan primer. Defisit pendapatan primer ini terutama dipicu oleh besarnya pembayaran investasi, yang mengalir keluar dalam bentuk hasil keuntungan investasi asing yang kembali ke negara asal, pembayaran bunga utang luar negeri, dll. Di antara komponen pendapatan investasi tersebut, defisit pendapatan investasi langsung menyumbang hampir 64% dari defisit neraca pendapatan primer.


Hal ini harus diwaspadai mengingat keinginan besar Pemerintahan Jokowi untuk menarik investasi asing. Target investasi langsung untuk periode 2015-2019 dipatok Rp 3.519 Triliun, dimana 63,7% di antaranya diharapkan berasal dari investasi asing. Target investasi langsung ini lebih dari dua kali lipat realisasi investasi di era SBY yang hanya Rp 1.687 triliun (2009-2014). Untuk mencapai target tersebut, berbagai roadshow telah dilakukan dan kebijakan perijinan satu pintu pun telah dikeluarkan awal tahun ini untuk menggenjot investasi.

Bagaimana CORE Indonesia memandang masalah ini dan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk menekan defisit pendapatan primer dapat dilihat lebih lengkap pada catatan press release CORE terlampir.


Hormat kami,


Hendri Saparini, Ph.D
Direktur Eksekutif
Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia

Comments

Popular Posts