Filosofi kopi!
Sebuah film yang memaksaku mengingat kopi Oppungku di kampung, dari
proses menanam, merawat hingga meracikannya persis seperti yang
dibuatkan keluarga seno dalam film. Kalau di film namanya kopi tiwus,
kalau kami namanya kopi sipahutar. Kopi yang disuguhkan dengan cinta heart emoticon
— watching Filosofi Kopi Movie at Metropole XXI/megaria.
— watching Filosofi Kopi Movie at Metropole XXI/megaria.
Kalau dibandingkan isi buku yang menceritakan tentang kopi di seluruh dunia yang dicicipi pengarang buku ini, tentu berbeda dengan ketika menonton filmnya yang lebih mengedepankan sosok keluarga dalam setiap tokohnya. Menarik menikmati kopi ketika menghirupnya hingga ke saraf otak wanginya menjalar ke seluruh tubuh.
Kopi yang menjadi rutinitas dalam keluargaku dari pagi, siang, sore hingga malam membuatku berlari mengejar film dan buku filosofi kopi. Sangat menarik kedua hal tersebut. Apalagi memaksaku mengingat banyak kenangan di kampungku.
Kopi yang ku rasa sudah dari berbagai daerah, dari sumatera, jawa, sulawesi, kalimantan, papua dan dari kupang tentu berbeda dengan kopi beberapa kota di LN yang pernah juga ku rasai. Semuanya menyenangkan untuk jadi teman tidur. Kalau kata orang kopi untuk membuatmu tidak ngantuk, itu hanya stigma, contohnya di keluargaku minum kopi malam hari untuk membuat tidur nyenyak. Nah lo!
Comments
Post a Comment