Manusia sebenarnya untuk apa jatuh cinta?
Jam di tanganku tak berhenti berdetak dalam runyamnya isi otak. Manajemen waktuku tak menentu. Bahkan akhir-akhir ini kakiku melangkah terlalu jauh.
Aku cemburu pada seorang, bahkan cemburu pada sabun yang menyentuh kulitnya, cemburu pada pasta gigi yang menyentuh bibirnya dengan kasarnya, juga cemburu pada jemarinya yang mengitari kulitnya. Entah apa lagi yang membuatku cemburu.
Apa aku terlalu mencintainya? Entah itu jawabannya apa. Linglung yang menimpa aku ketika mempertanyakan kembali cinta. Cinta itu sesembraut apa juga aku tak tau.
Comments
Post a Comment