GMKI MASA KINI
Shaloom..
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Yesus Kristus sang kepala gerakan.
Mungkin sapaan awal
tadi merupakan kata-kata yang tak asing
lagi bagi kita, berangkat dari salam tersebut saya mau mengatakan betapa
hebatnya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia yang dimana organisasi ini
dikepalai langsung oleh Yesus Kristus. Dan yang lebih membanggakan lagi tepat
pada tanggal 9 Februari GMKI berumur 65 tahun. Betapa bangga nya saya bisa
bergabung dengan organisasi yang sudah lanjut usia namun masih tetap jaya dan Eksis.
Saat ini, nama GMKI tak asing lagi dikalangan masyarakat, gereja dan
universitas, namun saat ini saya mendapati banyak orang yang berpandangan
negative terhadap GMKI. Sementara kita mengetahui bahwa GMKI merupakan organisasi
yang membawa kekristenan namun kebanyakan orang awam selalu beranggapan bahwa
GMKI hanyalah organisasi politik yang tujuannya meraup keuntungan individu
organisasi, menyesat kan mahasiswa/I dengan berpolitik dan menghilangkan Kasih.
Sebenarnya wajar mereka berasumsi
seperti itu, karena apa? Karena pemahaman dan pengenalan mereka terhadap GMKI
sangatlah minim, bahakan mereka hanya bisa menjudge tanpa ada sedikitpun rasa
ingin tahu. Mereka hanya memandang GMKI ketika mengadakan sebuah aksi, yang mungkin
dibarengi dengan suara Toa, spanduk dan terkadang menggunakan sebagian
fasilitas umum seperti jalan raya dan itu membuat jalanan macet, sehingga
banyak dari mereka tanpa tahu apa yang sedang berlangsung, untuk siapa itu
diilakukan langsung menggerutu, mengomel banhkan mungkin ada yang mencaci
meskipun tidak ditujukan langsung pada mahasiswa/I yang sedang melaksanakan
aksi.
Padahal, tiap aksi yang dilakukan oleh mahasiswa/I GMKI merupakan aksi
untuk membela kesejahteraan masyarakat, gereje dan perguruan tinggi tapi itu
kan kita yang mengerti mereka tidak paham tentang itu Belum lagi ketika
mahasiswa/I diluar organisasi atau tanpa naungan organisasi manapun melakukan
aksi yang bisa dikatakan anarkis, dengan membakar ban, lempar-lemparan batu,
membawa senjata dan lain sebagainya yang membuat keadaan menjadi ricuh.
Kebanyakan orang awam tidak tahu menahu apakan itu GMKI atau bukan, satu hal
yang pasti bagi mereka bahwa itu mahasiswa, jadi ketika GMKI melaksanakan aksi
meskipun tidak sekonyol mahasiswa/I lain yang anarkis, mereka tetap memandang
buruk aksi tersebut. Karena mereka sudah terdoktrin oleh kejadian-kejadian
buruk ulah mahasiswa/I yang tidak bertanggungjawab. Maka ketika mendengar kata
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia mereka banyak yang tidak simpati, bahkan
ada beberapa yang mencela. Tidak putus sampai disitu saja, kebanyakan dari
masyarakat menganggap bahawa GMKI adalah organisasi politik yang hanya ingin
mengambil keuntungan, mengajak mahasiswa/I kejalan yang semakin jauh dari Tuhan
karena bagi mereka didalam GMKI yang ada hanyalah ajaran-ajaran Politik untuk
kenikmatan duniawi, keuntungan individu organisasi dan persepsi-persepsi
lainnya. Selain GMKI dipandangan sebagai organisasi fanatik politik, saat ini
banyak isu-isu yang mengatakan bahwa GMKI adalah wadah ajang jodoh. Bisa kita
bayangkan bagaimana kesalnya kita sebagai kader-kader GMKI yang sangat
mencintai GMKI mendengar pernyataan tersebut.
Seakan kita tak lagi memandang
organisasi yang dikepalai Yesus Kristus sebagai organisasi Kekristenan yang ingin
menghadirkan syalom Allah. Dari berbagai masalah yang datang kepada GMKI, sudah
saatnya bagi kita masing-masing kader GMKI untuk berfikir bagaimana cara
memperbaiki nama GMKI dan mengangkat kembali nama GMKI. Dan cukup mengangumkan,
sejauh ini komisariat-komisariat GMKI cabang Medan banyak melakukan
program-program yang menjadikan GMKI berguna dan harum. Bahkan
komisariat-komisariat berlomba menunjukkan kreativitasnya dalam pelayanan di
tiga medan layan kita baik melalui program maupun kegiatan-kegiatan lain yang
diadakan cabang. Misalnya, pertandingan saat dies natalis. Harapannya, itu
bukan hanya sekedar unjuk diri agar nama komisariat baik. Dan harus kita
yakini, kita tidak seperti itu.
GMKI tidak lepas dari yang namanya Senior dan Purnabakti.
Ya, itu benar
Mengapa? Karena senior dan purnabakti masih berhak
memajukan komisariatnya, dengan member pelajaran-pelajaran yang pernah mereka
dapat dahulunya kepada adik-adik nya yang kelak akan menjadi penerus. Terlebih
purnabakti, bahkan mereka masih memiliki tanggungjawab membimbing
pengganti-pengganti mereka, meskipun Pengurus Komisariatlah yang memiliki
tanggungjawab penuh. Sebenarnya yang kita harapkan adalah senior mau berbagi
ilmu dan pengetahuan pada adik-adiknya, begitu pun purnabakti. Namun, dewasa
ini kebanyakan dari senior dan purnabakti lebih asyik untuk mencari-cari
kesalahan-kesalahan yang dilakukan adik-adiknya, khususnya Pengurus Komisariat.
Bukan nya mengarahkan, malah mencari-cari kesalahan. Hingga ketika mereka
menemukan apa yang mereka cari, dengan segala kepercayaan diri mereka yang
merasa mereka sudah lebih dahulu mengerti semuanya mereka marah dan menyurutkan
semangat. Betapa sedih bukan, ketika kita berharap step older harusnya
membimbing dan menyemangati tapi ternyata sibuk mengintai kesalahan-kesalahan,
entah dengan maksud apa mereka melakukannya apa mungkin mereka ingin
menunjukkan bahwa mereka itu pintar dibandingkan adik-adiknya atau hanya ingin
membanding-bandingkan cara kerja mereka dulu dengan saat ini. Harapannya tetap
harus positive, mungkin mereka ingi mendidik keras adik-adiknya dengan
melakukan pola-pola seperti itu.
Tapi, menurut saya pola seperti itu kurang efektif dan
tak perlu kita lakukan kedepannya. Yang perlu kita lakukan adalah sama-sama
belajar bagaimana menjadi lebih baik. Baiklah, kita kembali ke
komisariat-komisariat. Yang saya amati dari komisariat-komisariat di cabang
medan ini adalah komisariat-komisariat masih banyak yang berkelompok-kelompok.
Mengapa? Ya cukup jelas, contohnya ketika berprogram. Komisariat A mengadakan
program dengan mengundang komisariat sejajaran, namun komisariat A tidak
mengundang seluruh komisariat, komisariat A hanya mengundang
komisariat-komisariat yang akrab dengan mereka. Itu hal yang salah, justru
seharusnya melalui program semua menjadi lebuh dekat dan membangun rasa
persaudaraan yang lebih tinggi lagi. Tak usah difikirkan jika saru komisariat
yang diundang namun tidak hadir, kita tak perlu kecewa, mungkin saja mereka
memiliki program juga yang terpenting kita mengundang untuk bergabung. Kemudian
yang perlu dikecewakan lagi adalah, minimnya rasa kepedulian
komisariat-komisariata untuk melakukan kebersihan PKM.
Padahal semua telah
dijadwalkan, namun entah kenapa komisariat-komisariat enggan untuk
melaksanakannya, apa tak ada rasa memiliki? Seharusnya kita sadar, bahwa PKM
adalah rumah kita dan milik kita bersama. Berarti itu tanggungjawab kita bersama,
termasuk dalam hal kebersihan. Begitu juga efek dari komisariat memiliki rumah
pribadi komisariat (Yup, sering kita sebut secret). Ketika suatu komisariat
memiliki rumah kesekretariat pribadi, komisariat akan lebih sering melakukan
segala kegiatan di secret, sehingga lupa untuk datang ke PKM, dan begitulah
jadinya secara tak langsung melupakan kewajiban kita untuk PKM. Dan mengapa
kebanyakan komisariat lebih memilih di secret komisariat, salah satu
penyebabnya adalah, lebih hemat biaya dan kemudian tidak terlalu repot. Dengan
peraturan dari cabang ketika komisariat akan menggunakan ruangan di PKM
komisariat harus memberika surat peminjaman tempat kepada BPC itu membuat
Komisariat merasa repot. Padahal kalau kita fikir-fikir itu hal yang baik, agar
kita disiplin dan lebih cekatan. Banyak hal yang pada dasarnya bisa dijadikan
pelajaran namun pada realisasinya dianggap merepotkan. Semoga kedepan nya
segala yang buruk dapat diperbaiki dan GMKI semakin meningkat kan pelayanannya
Tuhan Yesus memberkati
Tinggilah Iman
Tinggila Ilmu
Tinggilah Pengabdian
Tinggilah Iman
Tinggila Ilmu
Tinggilah Pengabdian
Ut Omnes Unum Sint
Shaloom..
OLEH : YANTI OCTAVIANI TAMBUNAN
Comments
Post a Comment