Via Dolorosa


Puisi berjudul Via Dolorosa seperti sebuah kisah cinta yang mematahkan harapan para murid. Ketika Yesus menapakkan kaki diatas kerikil kerikil tajam Via Dolorosa berakhir di puncak Bukit Golgota.

Ketika Kamis Putih, Dia masih dielu-elukan dengan perjalanan di atas keledai jantan yang belum pernah ditumpangi, kemudian mereka meletakkan kain-kain ataupun dedaunan palma yang akan dilewati Yesus. Sorak-sorai atas raja yang hadir bersama mereka, kebahagiaan berada dalam iringan Yesus saat itu.

Namun pada Jumat Agung, percekcokan dengan para prajurit, menghentakkan hati untuk melawan memberikan Yesus kepada dia yang menjual Yesus dengan kepingan uang. Iringan membawaNya sepanjang hari pada teriakan yang berbeda sekali dengan moment kemarin. Hari Jumat Agung Dia digiring menjadi orang yang paling bersalah. Perjalanan salib di Jalan Via Dolorosa, menyayat hati para murid yang sudah lama bersama mereka.

Cinta yang selama ini mereka jalin dalam kebersamaan, berakhir di puncak Bukit Golgota. Hingga isi lambung Yesus hanya ada air keluar dari tusukan prajurit untuk mempermudah kematianNya di kayu salib. Cinta yang pupus dari harapan para murid. Isak tangis dan rasa penyesalan yang tinggi juga dialami Ibu Yesus, Maria. 

Bahkan ketika mayat Yesus disemayamkan di gua kubur, tak hentinya isak tangis tetap mengalir.

Apakah harapan kedua gereja itu akan sama seperti perjalanan di Via Dolorosa?
Ataukah masih bisa percaya dengan kebangkitan?

Comments

Popular Posts